Allah Ta'ala yang Paling Menyayangi Kita

Betapa Allah Menyayangi Kita

Betapa Allah Sangat Menyayangi Kita

Allah ﷻ adalah Dzat Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Setiap hari, walaupun kita banyak berbuat dosa, Allah tetap memberikan nikmat yang tak terhitung jumlahnya. Nikmat itu datang tanpa henti: udara yang kita hirup, makanan yang kita makan, air yang kita minum, hingga kesehatan yang kita rasakan.

"Dan Dia memberi rezeki kepadamu dari arah yang tidak kamu sangka-sangka."
(QS. At-Talaq: 3)

Kisah 1: Pemuda dan Anak Jalanan

Ada seorang pemuda yang hidup jauh dari Allah. Hari-harinya dihabiskan untuk hiburan, bahkan sering meninggalkan shalat. Suatu malam, ia pulang larut setelah berpesta. Dalam perjalanan, ia melihat seorang anak kecil duduk di pinggir jalan memegang sebungkus nasi.

Anak itu makan dengan penuh rasa syukur, sambil tersenyum. Si pemuda bertanya, “Kamu makan apa?” Anak itu menjawab, “Nasi bungkus yang tadi Allah kirimkan lewat orang baik hati. Aku lapar sejak pagi, tapi Allah tidak pernah lupa padaku.”

Jawaban itu membuat hati si pemuda bergetar. Ia sadar bahwa dirinya yang penuh dosa masih diberi makanan enak setiap hari, sementara anak kecil itu tetap bersyukur meski hanya mendapat nasi sederhana.

Kisah 2: Seorang Petani dan Hujan

Di sebuah desa, ada seorang petani yang jarang beribadah. Ia sibuk mengurus sawah, tapi lupa shalat. Suatu musim kemarau panjang, banyak sawah mengering. Namun anehnya, sawah miliknya masih basah dan tanaman tumbuh subur karena hujan turun di wilayahnya.

Tetangganya berkata, “Kamu beruntung, hujan hanya turun di daerahmu.” Petani itu tersenyum malu, karena ia tahu itu bukan keberuntungan, tapi rahmat Allah yang tetap datang walau dirinya jarang mengingat-Nya.

Hujan itu menjadi peringatan baginya bahwa rezeki dan nikmat bukan hanya untuk orang yang sempurna ibadahnya, tapi juga sebagai cara Allah memanggil hamba-Nya kembali ke jalan yang benar.

Kisah 3: Wanita Sakit yang Tetap Diberi Nikmat

Seorang wanita menderita penyakit yang membuatnya sulit bergerak. Ia sering mengeluh dan jarang bersyukur. Namun, setiap hari selalu ada orang yang datang membawakan makanan, ada yang mengantar obat, bahkan ada tetangga yang membantunya membersihkan rumah.

Suatu hari, seorang ustadz yang berkunjung berkata, “Lihatlah, walau kamu banyak mengeluh, Allah tetap mengirimkan bantuan lewat orang-orang di sekitarmu. Itu tanda bahwa Allah masih sayang dan ingin kamu kembali mengingat-Nya.”

Wanita itu menangis tersedu-sedu, menyadari betapa selama ini ia lalai bersyukur.

Pelajaran untuk Kita Semua

Tiga kisah ini mengajarkan bahwa kasih sayang Allah tidak terbatas pada hamba yang sempurna ibadahnya. Bahkan orang yang lalai sekalipun tetap mendapatkan nikmat setiap hari. Namun, nikmat itu adalah undangan halus dari Allah agar kita kembali bertaubat.

"Sekiranya Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di muka bumi ini satu pun makhluk yang bergerak..."
(QS. An-Nahl: 61)

Maka, sebelum ajal menjemput, marilah kita memperbaiki diri, memperbanyak syukur, dan mengembalikan hati kita kepada Allah. Karena setiap detik yang kita jalani adalah bukti cinta-Nya yang luar biasa.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama