Rebo Wekasan Tidak Ampuh malah Tambah Musibah Amburadul!

Bukti Rebo Wekasan Tidak Mujarab

Bukti Rebo Wekasan Tidak Mujarab

Di sebagian masyarakat Jawa dan Nusantara dikenal sebuah tradisi bernama Rebo Wekasan. Tradisi ini biasanya jatuh pada hari Rabu terakhir bulan Shafar dalam kalender Hijriyah. Sebagian orang meyakini bahwa hari tersebut penuh dengan bala, musibah, dan marabahaya. Karena itu, muncul ritual-ritual tertentu yang diyakini bisa menolak bala, seperti doa khusus, mandi, atau ritual adat.

Keyakinan yang Tidak Didukung Dalil

Pertanyaan mendasar: “Seandainya benar Rebo Wekasan bisa menolak bala, kenapa di hari itu tetap terjadi gempa, banjir, kecelakaan, bahkan musibah lain?” Bukankah ini menunjukkan bahwa keyakinan tersebut tidak memiliki landasan kuat?

Faktanya, gempa bumi, bencana alam, dan segala bentuk musibah adalah bagian dari ketetapan Allah. Tidak ada satu pun tradisi atau ritual yang bisa menghalanginya, kecuali doa yang memang diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan amal saleh yang benar.

Bencana Adalah Ujian

Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menjelaskan bahwa ujian berupa musibah adalah sunnatullah (ketetapan Allah) yang berlaku di setiap waktu, bukan hanya di bulan Shafar atau hari tertentu. Keyakinan bahwa Rebo Wekasan bisa menolak bala jelas bertentangan dengan akidah Islam.

Hadits Tentang Bulan Shafar

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada ‘adwa (penyakit menular yang berpindah sendiri tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (anggapan sial), tidak ada hamah (keyakinan roh burung hantu membawa sial), dan tidak ada pula Shafar.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa bulan Shafar bukanlah bulan sial, dan tidak ada alasan untuk meyakini bahwa hari-hari tertentu di bulan ini penuh dengan bala. Semua keyakinan semacam itu hanyalah mitos belaka.

Tradisi vs Tauhid

Dalam Islam, yang bisa menolak bala hanyalah Allah. Rasulullah ﷺ sendiri tidak pernah mengajarkan ritual khusus di hari Rabu terakhir bulan Shafar. Semua bentuk ibadah yang tidak ada tuntunannya termasuk dalam kategori bid’ah, yang justru harus dijauhi oleh umat Islam.

Jadi, munculnya gempa, banjir, dan berbagai musibah meskipun orang-orang telah melakukan ritual Rebo Wekasan adalah bukti nyata bahwa tradisi tersebut tidak mujarab. Hanya doa yang shahih, amal saleh, dan ketakwaan kepada Allah yang bisa menjadi sebab turunnya perlindungan dari Allah.

Kesimpulan

Rebo Wekasan tidak bisa menolak bala. Musibah tetap terjadi karena semua sudah ditakdirkan oleh Allah. Tradisi ini lebih dekat kepada mitos dan keyakinan turun-temurun, bukan ajaran Islam. Sebagai seorang muslim, kita seharusnya kembali kepada dalil Al-Qur’an dan Sunnah, bukan kepada kepercayaan yang tidak jelas sumbernya.

Hanya dengan tauhid yang lurus dan doa yang benar kepada Allah, kita akan mendapatkan perlindungan sejati.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama