Datarnya Bumi dan Alam

Alam Semesta Datar dalam Pandangan Salaf dan Kosmologi Modern

Alam Semesta Datar: Perspektif Salafus Shalih dan Penemuan Kosmologi Modern

Oleh: Admin Kajian Islami-Kosmologis


Pendahuluan

Alam semesta—dengan segala keagungan ciptaan-Nya—merupakan suatu ruang-waktu yang mempesona. Banyak yang bertanya: apakah alam semesta ini melengkung, tertutup, ataukah datar? Bagaimana menurut pendekatan ilmiah modern dan bagaimana Islam, khususnya Salafus Shalih, memahaminya?

1. Konsep Geometri Alam Semesta

Dalam kosmologi modern, geometri alam semesta digolongkan menjadi tiga:

  • **Datar (Euclidean)**: sudut segitiga = 180°, garis sejajar tetap sejajar.
  • **Positif melengkung (tertutup)**: seperti permukaan bola—garis sejajar bisa berpotongan.
  • **Negatif melengkung (terbuka)**: seperti pelana, garis sejajar menyimpang 1.

Parameter densitas Ω total menentukan bentuk ini: Ω = 1 → datar, Ω > 1 → tertutup, Ω < 1 → terbuka 2.

2. Data Observasi dan Kesimpulan Bahwa Alam Semesta Datar

Data paling kuat datang dari pengamatan Cosmic Microwave Background (CMB), melalui satelit Planck dan WMAP, serta survei besar seperti BAO dan pengukuran supernova tipe Ia. Semua menunjukkan Ω ≈ 1 dengan presisi tinggi, margin error sekitar ±0,0018 hingga ±0,0055 3.

Contoh: Planck + BAO memberikan Ω_K ≈ 0.0004 ± 0.0018, sementara data cosmic chronometers memperkuat hasilnya sekitar Ω_K ≈ −0.0054 ± 0.0055 4.

3. Teori Relativitas Umum dan Model FLRW

Model FLRW (Friedmann–Lemaître–Robertson–Walker) merupakan solusi simetris untuk alam semesta homogen dan isotropik. Dalam model ini didasarkan pada teori Relativitas Umum Einstein, yang memungkinkan bentuk datar, tertutup, atau terbuka tergantung densitas total Ω 5.

4. Relevansi Inflasi Kosmik

Teori inflasi—ledakan ekspansi sangat cepat di awal—menghaluskan kurvatur apa pun sehingga alam semesta menjadi sangat dekat dengan keadaan datar. Hal ini didukung oleh konsistensi data modern dengan Ω = 1, mendukung skenario inflasi panjang 6.

5. Topologi dan Kemungkinan Bentuk "Donat"

Walau secara lokal datar, topologi global mungkin lebih kompleks, seperti bentuk donat (torus), yang secara geometris tetap datar tapi memiliki struktur menyambung kembali 7. Namun mayoritas ilmuwan menekankan bahwa bukti kuat menunjukkan geometri datar secara luas dan terbuka.‬

6. Apakah Alam Semesta Datarnya Menurut Salafus Shalih?

Ilmu alam semesta tidak dijelaskan secara eksplisit dalam Al-Qur’an maupun hadis. Namun Islam menekankan bahwa alam semesta merupakan ciptaan Allah, Maha Besar, yang tidak terbatas pengetahuan-Nya. Termasuk tafsir ayat-ayat yang secara simbolis menyebut 'hamparan' langit atau bumi tidak menyiratkan dua dimensi literal, melainkan menekankan keagungan ciptaan-Nya 8.

Salafus Shalih menghargai ilmu rasional selama tidak bertentangan dengan syariat. Mereka mendorong akal dan observasi, selama tetap tunduk kepada wahyu. Oleh karena itu, menerima alam semesta datar seperti hasil observasi modern tidak bertentangan dengan manhaj salaf.

7. Pelajaran Tauhid dan Keimanan

1. Kebesaran Allah sebagai Pencipta Alam Semesta
Bahwa alam semesta sangat luas, bahkan mungkin tak terbatas, mengingatkan kita kepada firman Allah: “langit dan bumi tidak terjangkau oleh ilmu-Nya” (QS. Al-Isra’: 85).

2. Ilmu sebagai kunci pencerahan, bukan batu sandungan
Menuntut ilmu fisika, astronomi, kosmologi bukanlah bid'ah—itulah yang diyakini oleh Salaf yang gigih belajar. Ilmu tersebut mempertebal iman, bukan melemahkannya.

3. Kerendahan hati
Para salaf memahami bahwa akal manusia terbatas. Mengetahui bahwa alam semesta mungkin tak terbatas mendidik hati untuk selalu rendah dalam mencari kebenaran.

8. Keraguan Ilmiah: Apakah Bisa Melengkung?

Meskipun sebagian kecil data Planck sempat menimbulkan spekulasi soal Ω < 1 (menunjukkan alam semesta tertutup), ketika digabung BAO dan data independen lainnya hasilnya tetap konsisten dengan Ω = 1—dengan ketepatan 99% atau lebih tinggi 9.

9. Analog Salaf terhadap Himah Ilmiah

Salafus Shalih pernah mempelajari alam dan langit (misalnya fenomena gerhana, pergerakan planet) dengan pendekatan rasional yang rendah hati. Mereka tidak mengklaim keseluruhan alam, tetapi mengakui keterbatasan akal dan keajaiban ciptaan, serta memuji Allah atas setiap jawaban ilmiah yang ditemukan.

10. Kesimpulan dan Refleksi Akhir

Dari ilmu kosmologi modern, data menunjukkan bahwa alam semesta kita sangat dekat dengan geometri datar (Ω ≈ 1) dengan margin kesalahan sangat kecil. Model inflasi serta kombinasi berbagai observasi memperkuat keyakinan ini.

Pendekatan salafus shalih mendukung ilmu pengetahuan yang berasal dari observasi dan akal, selama tetap tunduk kepada wahyu. Maka menerima alam semesta datar tidak bertentangan dengan prinsip tauhid dan manhaj salaf.

Kita diajak untuk menyatukan keimanan dan ilmu, rendah hati dalam keterbatasan kita, dan terus belajar alam ciptaan Allah sebagai tanda kebesaran-Nya.

Wallahu a’lam bisshawab. Wassalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh.


© 2025 Blog Ilmiah‑Tauhid. All rights reserved.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama