Iblis Menyembah Adam, akan tetapi...

Kisah Iblis Menolak Sujud kepada Adam Menurut Pemahaman Salaf

Kisah Iblis Menolak Sujud kepada Adam Menurut Pemahaman Salaf

Oleh: Admin Kajian Salaf


Pendahuluan

Kisah Iblis menolak perintah Allah untuk sujud kepada Adam adalah salah satu kisah paling penting dalam Islam. Kisah ini tidak hanya menunjukkan permulaan enmity (permusuhan) antara Iblis dan manusia, tapi juga menjadi pelajaran mendalam tentang kesombongan, ketaatan, dan asal mula kesesatan.

Dalam memahami kisah ini, para ulama salaf telah memberikan penjelasan yang jernih dan ilmiah berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Artikel ini akan menjelaskan kisah tersebut dengan gaya pemahaman salafus shalih agar kita bisa mengambil pelajaran dan menjauhi jalan Iblis.

Perintah Sujud kepada Adam

Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’, maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia enggan dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir." (QS. Al-Baqarah: 34)

Perintah sujud ini adalah perintah kehormatan, bukan ibadah. Para malaikat diperintahkan untuk sujud sebagai bentuk penghormatan terhadap makhluk yang Allah muliakan, yaitu Adam 'alaihis salam. Dan saat itu, Iblis termasuk di antara yang berada bersama para malaikat, karena ia rajin beribadah dan memiliki kedudukan tinggi di langit.

Sifat Iblis Sebelum Kejatuhannya

Menurut para ulama seperti Ibnul Qayyim dan Ibn Taimiyyah, Iblis dulunya adalah hamba yang tekun beribadah. Ia bukan malaikat, karena malaikat diciptakan dari cahaya dan tidak memiliki pilihan (QS. At-Tahrim: 6), sementara Iblis diciptakan dari api dan diberi kehendak.

Iblis berasal dari golongan jin, sebagaimana firman Allah:

"Ia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya." (QS. Al-Kahfi: 50)

Namun ibadah tanpa keikhlasan dan tawadhu’ tidak akan menyelamatkan seseorang. Iblis adalah bukti nyata bahwa seseorang bisa jatuh dari tempat paling tinggi karena kesombongan.

Penolakan Iblis dan Alasan Kesombongannya

Saat diperintahkan sujud kepada Adam, Iblis menolak. Ia berkata:

"Aku lebih baik darinya. Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan dia dari tanah." (QS. Al-A’raf: 12)

Iblis menggunakan logika batil untuk menolak perintah Allah. Ia merasa api lebih baik dari tanah, padahal Allah ﷻ tidak memerintahkan untuk menilai siapa yang lebih baik, melainkan untuk taat. Dari sinilah muncul awal kesesatan Iblis.

Para ulama salaf menjelaskan bahwa bentuk kesombongan Iblis adalah menganggap dirinya lebih baik dan menolak perintah Allah karena hawa nafsunya. Inilah sifat takabbur yang menyebabkan ia menjadi makhluk terlaknat.

Pengusiran Iblis dari Surga

Akibat dari penolakannya, Allah ﷻ murka dan mengusir Iblis dari surga:

"Keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk." (QS. Sad: 77)

Sejak saat itu, Iblis menjadi musuh utama manusia. Ia meminta agar diberi waktu sampai hari kiamat untuk menyesatkan anak keturunan Adam. Allah ﷻ mengabulkan permintaannya sebagai ujian bagi manusia:

"Karena Engkau telah menghukum aku tersesat, maka aku pasti akan (menyesatkan) mereka dari jalan-Mu yang lurus." (QS. Al-A’raf: 16)

Permusuhan Abadi antara Iblis dan Manusia

Sejak saat itu, Iblis bersumpah untuk menggoda, menyesatkan, dan menghalangi manusia dari jalan Allah. Allah ﷻ memperingatkan umat manusia:

"Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia sebagai musuh." (QS. Fatir: 6)

Iblis memiliki berbagai strategi untuk menyesatkan: dari syirik, bid’ah, maksiat, hingga membuat manusia malas beribadah. Namun, ia tidak bisa menyesatkan hamba-hamba Allah yang ikhlas.

Pelajaran dari Kisah Iblis Menurut Salaf

1. Bahaya Kesombongan

Para ulama salaf selalu memperingatkan bahaya sombong. Iblis adalah makhluk yang jatuh karena merasa dirinya lebih baik. Imam Al-Auza’i berkata, “Tidaklah seseorang meninggalkan kebenaran karena dia lemah, melainkan karena kesombongannya.”

2. Iman Harus Disertai Ketaatan

Iblis tahu bahwa Allah ada. Ia mengenal Rabb-nya. Tapi itu tidak cukup karena ia tidak taat. Maka, tidak cukup seseorang berkata “saya beriman” tanpa mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.

3. Jangan Mengedepankan Akal atas Wahyu

Iblis menolak perintah Allah karena merasa logikanya benar: api lebih baik dari tanah. Padahal dalam agama, akal tunduk kepada wahyu. Ini adalah prinsip utama dalam manhaj salaf.

4. Iblis Adalah Musuh Nyata

Banyak manusia meremehkan Iblis. Padahal Allah sudah mengingatkan bahwa Iblis itu musuh yang nyata. Hanya dengan ilmu dan taqwa kita bisa selamat dari tipu dayanya.

Peringatan Ulama Salaf tentang Iblis

Para ulama salaf sangat memahami bahayanya Iblis. Mereka tidak hanya belajar fiqih dan aqidah, tetapi juga bagaimana menjaga diri dari tipu daya setan.

  • Imam Ahmad berkata, “Aku lebih khawatir terhadap niatku daripada amalku. Karena Iblis selalu datang untuk merusaknya.”
  • Imam Malik mengingatkan agar tidak mengikuti hawa nafsu dalam memahami agama, karena itu adalah jalan setan.

Penutup dan Kesimpulan

Kisah Iblis adalah peringatan keras dari Allah ﷻ bagi seluruh manusia. Ia bukan makhluk biasa. Ia adalah makhluk yang pernah beribadah, kemudian menyimpang karena kesombongan dan hawa nafsunya. Kesalahan fatalnya bukan karena tidak tahu, tapi karena menolak perintah Allah.

Sebagai Muslim yang ingin mengikuti jalan Salafus Shalih, kita harus:

  • Tawadhu’ (rendah hati) di hadapan Allah dan sesama
  • Menerima dan tunduk pada wahyu, bukan mendahulukan akal
  • Menjauhi sikap merasa diri lebih baik dari orang lain
  • Mewaspadai godaan dan perangkap Iblis setiap saat

Semoga kita dijauhkan dari sifat Iblis dan diberikan taufik untuk mengikuti jalan para salaf. Semoga Allah menjaga hati kita tetap dalam tauhid dan sunnah, serta menghindarkan kita dari kesombongan dan penyimpangan.

Wallahu a’lam. Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.


© 2025 Blog Manhaj Salaf. All Rights Reserved.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama